Selasa, 23 September 2014

Ilmu Perpipaan dalam Migas


Secara umum perpipaan dalam migas dapat dibagi menurut pemanfaatan atau kegunaanya.

Beberapa pengelompokan pembagian pipa adalah:
1. Berdasarkan cara pembuatannya
2. Berdasarkan bahan pembuatnya
3. Berdasarkan fungsi serta peruntukaanya
4. dan lain-lain





Dalam pembuatan pipa terdapat dua jenis pipa, yaitu:
  1. Jenis pipa tanpa sambungan (pembuatan pipa tanpa sambungan  pengelasan)
  2. Jenis pipa dengan sambungan (pembuatan pipa dengan pengelasan)
Sedangkan untuk bahan pembuatan pipa secara umum adalah:
  1. Carbon steel
  2. Carbon moly
  3. Galvanees
  4. Ferro nikel
  5. Stainless steel
  6. PVC (Paralon)
  7. Chrom moly
Secara khusus, dan untuk kebutuhan atau fungsi-fungsi tertentu bahan pembuatan pipa dapat dikelompokkan menjadi:
  1. Vibre Glass
  2. Aluminium (Aluminium)
  3. Wrought Iron (besi tanpa tempa)
  4. Cooper (Tembaga)
  5. Red Brass (kuningan merah)
  6. Nickel cooper = Monel ( timah tembaga)
  7. Nickel chrom iron = inconel (besi timah chrom)
Adapun komponen perpipaan berdasarkan spesifikasi standar yg terdaftar dapat dikelompokkan menjadi:
  1. Pipes (pipa-pipa)
  2. Flanges ( flens-flens)
  3. Fittings (sambungan)
  4. Valves (katup-katup)
  5. Boltings (baut-baut)
  6. Gasket
  7. Specials items 
Pemilihan bahan dalam pembuatan instalasi perpipaan harus mengikuti standar code tertentu, seperti ASTM atau ANSI dalam pembagian sebagai berikut:
  1. Perpipaan dalam pembangkitan tenaga
  2. Perpipaan untuk industri dan migas
  3. Perpipaan untuk penyulingan minyak mentah
  4. Perpipaan untuk pengangkutan minyak
  5. Perpipaan untuk proses pendinginan
  6. Perpipaan untuk tenaga nuklir
  7. Perpipaan untuk distribusi dan transmisi gas
Jenis sambungan dalam pipa ada dua:
  1. Sambungan menggunakan las
  2. Sambungan menggunakan ulir
Selain sambungan seperti diatas terdapat pula penyambungan khusus dengan menggunakan pengeleman (perekatan) serta pengkleman (untuk pipa plsatik dan pipa vibre glass).
Pada pengilangan umumnya pipa bertekanan rendah dan pipa dibawah 2" sajalah yg menggunakan sambungan ulir.

Tipe sambungan cabang:


Tipe sambungan cabang (branch connection)dapat dikelompokkan sbb:
1. Sambungan langsung (stub in)
2. Sambungan dengan menggunakan fittings (alat penyambung)
3. Sambungan dengan menggunakan flanges (flens-flens)

Tipe sambungan cabang dapat pula ditentukan pada spesifikasi yg telah dibuat sebelum mendesain atau dapat pula dihitung berdasarkan perhitungan kekuatan, kebutuhan, dengan tidak melupakan faktor efektifitasnya. Sambungan cabang itu sendiri merupakan sambungan antara pipa dengan pipa, misal sambungan antara header dengan cabang yg lain apakah memerlukan alat bantu penyambung lainnya atau dapat dihubungkan secara langsung, hal ini tergantung kebutuhan serta perhitungan kekuatan.

Diameter, Ketebalan, Schedule :

Spesifikasi umum dapat dilihat pada ASTM (American Society of Testing Materials).Dimana disitu diterangkan mengenai Diameter, Ketebalan serta schedule pipa. Diameter Luar (Outside Diameter), ditetapkan sama walaupun ketebalan (thickness)berbeda untuk tiap schedule. Diameter dalam (Inside Diameter), ditetapkan berbeda untuk setiap schedule. Diameter Nominal adalah diameter pipa yg dipilih untuk pemasangan ataupun perdagangan (commodity). Ketebalan dan schedule, sangatlah berhubungan, hal ini karena ketebalan pipa tergantung daripada schedule pipa itu sendiri.

Schedule pipa ini dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Schedule 5, 10 , 20, 30, 40, 60, 80, 100, 120, 160.
2. Schedule standard
3. Schedule Extra strong (XS)
4. Schedule double Extra Strong (XXS)
5. Schedule special

Perbedaan-perbedaan schedule ini dibuat guna :
1. Menahan internal pressure dari aliran
2. Kekuatan dari material itu sendiri (Strength of material)
3. Mengatasi karat
4. Mengatasi kegetasan pipa.

Untuk melihat ukuran diameter, ketebalan, dan schedule dapat dipelajari melalui tabel-tabel..

Sumber: www.cerdasdansantai.blogspot.com/2012/02/pengetahuan-migas.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar